Postingan

TPKI, Bu Siska, dan Aku.

Gambar
Awal-awal pemberitahuan mata kuliah, aku merasa excited  banget sama mata kuliah satu ini. TPKI singkatan dari Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Kalo kata kating, mata kuliah ini merupakan reminder  menuju tugas akhir kalian. Inilah alasannya kenapa aku sangattt excited . Ya mengingat usia saya yang udah tua, siapa sih yang ga pengen cepet-cepet lulus. Tibalah hari dimana bu Siska mengajar. Wah, satu kata dariku untuk beliau.  "Keren!" Beliau bener-bener jadi panutan untuk diriku ini yang pemalas dalam hal tik mengetik. Bagaimana tidak, bu Siska yang jurnalnya udah bermacam-macam dan udah di publish  di berbagai tempat, membuatku sangat iri dan terpompa untuk menargetkan diriku kalau aku juga bisa nantinya seperti ibu. Bu Siska, dengan senyumannya di hari pertama kuliah itu mengatakan, kami harus rajin membuat blog. Setiap minggunya kami diberikan tugas untuk membuat blog dengan tema yang bu Siska berikan. Hal ini merupakan latihan agar nantinya kami tidak kaget dalam m...

Trade-off Wisata Palembang dan Degradasi Lingkungan

Gambar
 Apa sih trade-off ? Menurut Dr. Agoes Parera, trade off  adalah situasi dimana seseorang harus mengambil keputusan terhadap dua hal atau lebih dengan mengorbankan salah satu aspek dengan alasan tertentu. Contoh sederhananya adalah ketika seseorang memiliki sejumlah uang yang terbatas dan harus memutuskan antara membeli makanan atau membeli pakaian. Jika uang tersebut digunakan untuk membeli makanan, maka tidak ada uang yang tersisa untuk membeli pakaian, dan sebaliknya. Palembang, ibu kota provinsi Sumatera Selatan, adalah salah satu kota tertua di Indonesia dengan sejarah yang kaya dan budaya yang beragam. Sebagai kota dengan potensi wisata yang besar, Palembang memiliki daya tarik berupa warisan sejarah, keindahan alam, dan kuliner khas yang dapat menjadi magnet bagi wisatawan. Namun, perkembangan sektor pariwisata ini tidak lepas dari tantangan besar, yaitu menjaga keseimbangan antara pembangunan wisata dan kelestarian lingkungan. Trade-off antara pembangunan wisata dan d...

Dampak Degradasi Budaya di Kota Palembang Akibat Perkembangan Teknologi

Kota Palembang, sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang tak ternilai harganya. Palembang bukan hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Palembang pada masa lalu, tetapi juga sebagai kota yang kaya akan tradisi dan kebudayaan Melayu. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, Palembang mengalami fenomena degradasi budaya yang mengkhawatirkan.  Perkembangan teknologi di era digital ini telah mengubah cara hidup masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Palembang. Penggunaan smartphone , internet, dan media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, terdapat dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, terutama terhadap kebudayaan lokal. Salah satu dampak paling nyata dari perkembangan teknologi adalah hilangnya tradisi dan kearifan lokal. Masyarakat, terutama generasi muda, cenderung lebih tertarik pada budaya populer...

Jakarta Merubah Daku

Gambar
Dampak Jakarta dalam mengubah hidupku. Sebelum masuk ke dampaknya, bagaimana jika aku menceritakan sebagian hidupku dulu di Palembang? Aku terlahir di keluarga yang menurutku cukup berada. Namun, keluargaku satu ini terkenal akan gaya hidupnya yang sederhana. Bagaimana tidak? Uang jajanku saat SMA saja hanya 20 ribu, itu saja sudah dengan ongkos pulang ke rumah. Aku harus mengutak-atik otakku agar memikirkan bagaimana uang 20 ribu itu cukup dipakai bahkan bisa bersisa untuk ditabung. Mungkin sebagian orang akan menganggap, "Ah! Itu mah malah lebih dari cukup di aku!" Tapi, bagiku sendiri sangat tidak cukup. Alasan utamanya sih pergaulan. Bagaimana tidak, teman-teman SMA-ku itu terkenal akan kehedonannya. Setiap harinya pulang sekolah pasti pesen gocar ke mall Palembang Icon atau Palembang Indah Mall. Duh, 2 mall ini terkenal akan kemahalannya. Ya, aku sebagai seorang yang 'gamau ditinggal sirkel' alhasil terpaksa mengikuti kemana pun teman-temanku ini pergi.  Berbeda ...

Jawa Barat Jadi Tempat Tujuan Migrasi Warga Palembang. Kok Bisa?

Gambar
Migrasi adalah perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap sementara atau permanen di lokasi baru. Fenomena ini telah terjadi sepanjang sejarah manusia dan dapat bersifat domestik (di dalam satu negara) atau internasional (antarnegara). Penyebab utama migrasi meliputi faktor ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Di satu sisi, migrasi dapat menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik, akses ke pendidikan yang lebih tinggi, dan kondisi hidup yang lebih aman. Di sisi lain, migrasi juga dapat disebabkan oleh konflik, bencana alam, atau perubahan iklim yang memaksa orang meninggalkan tempat asal mereka untuk mencari perlindungan dan kehidupan yang lebih stabil di tempat lain. sumber: Publikasi Long Form SP 2020 Migrasi neto adalah salah satu indikator penting yang mencerminkan dinamika demografi suatu daerah. Kota Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, telah mengalami migrasi net sebesar -189.908 seperti pada tabel di atas. Angka ini menunju...

Tantangan ISPA terhadap Bonus Demografi di Kota Palembang

Gambar
Kota Palembang, sebagai salah satu pusat ekonomi dan budaya di Pulau Sumatra, Indonesia, menghadapi tantangan yang signifikan seiring dengan fenomena bonus demografi yang sedang dialaminya. Bonus demografi merujuk pada fenomena di mana suatu wilayah mengalami peningkatan dalam jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk non produktif. Banyak negara menjadi makmur karena mereka berhasil memanfaatkan bonus demografi ini. Oleh karena itu, Bonus demografi harus dioptimalkan semaksimal mungkin demi pertumbuhan ekonomi di kota Palembang. sumber: BPS kota Palembang Pada piramida penduduk kota Palembang di atas terlihat bahwa struktur penduduk kota Palembang didominasi penduduk dewasa dan produktif dari segmen umur 25-64 tahun yang mencapai 52,19 persen, usia anak sekolah dari segmen 10-24 tahun mencapai 23,26 persen, balita umur 0-5 tahun di kisaran 9,37 persen, dan lansia 65-75 + mencapai 6,13 persen. Dalam hal ini, bonus demografi pada gelombang pertama tahun...

I AM HUMAN.

Gambar
Aku manusia yang unik dan spesial. Tidak pernah terbayangkan olehku untuk membuat blog terkait hal ini. Sejak bu Siska memberikan topik ini, aku terus memikirkan keunikanku.  Apa sih keunikanku? Aku terlahir sebagai seorang yang berbulu lebat. Aku tidak memiliki foto saat bayi. Bocah kecil nan lugu itu pun menanyakan kepada orang tuanya terkait foto bayinya. Orang tuaku pun menjawab jika fotoku mungkin tertinggal di rumah sebelumnya. Mereka pun mengatakan kalau aku saat bayi penuh dengan bulu. Muka dan badanku tertutupi oleh bulu. Karena hal tersebutlah, aku sering dipanggil monyet oleh kerabat dan keluarga besarku. Jujur, aku yang kecil merasa tidak percaya diri akan bulu yang lebat ini. Aku berusaha menerima setiap kata monyet yang mereka lontarkan kepadaku. Hingga saat aku menginjak ke sekolah dasar, di situlah kepercayaan diriku pun makin runtuh. Aku bersekolah di salah satu SD swasta ternama di kota Palembang. Jika kalian menganggap murid yang sekolah di swasta pasti memiliki ...