Jakarta Merubah Daku
Dampak Jakarta dalam mengubah hidupku.
Alasan utamanya sih pergaulan. Bagaimana tidak, teman-teman SMA-ku itu terkenal akan kehedonannya. Setiap harinya pulang sekolah pasti pesen gocar ke mall Palembang Icon atau Palembang Indah Mall. Duh, 2 mall ini terkenal akan kemahalannya. Ya, aku sebagai seorang yang 'gamau ditinggal sirkel' alhasil terpaksa mengikuti kemana pun teman-temanku ini pergi.
Sebelum masuk ke dampaknya, bagaimana jika aku menceritakan sebagian hidupku dulu di Palembang?
Aku terlahir di keluarga yang menurutku cukup berada. Namun, keluargaku satu ini terkenal akan gaya hidupnya yang sederhana. Bagaimana tidak? Uang jajanku saat SMA saja hanya 20 ribu, itu saja sudah dengan ongkos pulang ke rumah. Aku harus mengutak-atik otakku agar memikirkan bagaimana uang 20 ribu itu cukup dipakai bahkan bisa bersisa untuk ditabung. Mungkin sebagian orang akan menganggap, "Ah! Itu mah malah lebih dari cukup di aku!" Tapi, bagiku sendiri sangat tidak cukup.
Berbeda dengan di Jakarta. Aku disini diberikan uang yang menurutku lumayan bahkan bisa bersisa untuk ditabung. Sayangnya aku masih buruk dalam mengatur keuangan. Teman-temanku juga bukan orang yang hedon dan selalu mengajarkan budaya hemat. Mereka beranggapan tinggal di Jakarta itu keras. Range harga tempat makan di Jakarta juga bervariasi, namun cukup mahal sehingga bisa membuat uang bulanan habis sekejap mata. Beruntungnya saya dipertemukan dengan teman-teman seperti ini.
Selagi aku mengetik ini, aku teringat saat pertama kali menginjakkan kaki ke Jakarta. Aku selalu berdecak kagum melihat indahnya tower dan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi ke langit. Aku sangat terkesima dan berkali-kali mengucapkan kata 'WOW'. Namun, saat hendak meninggalkan area tersebut dan tibalah di area kumuh, aku kaget. Sangat terlihat ketimpangan yang sangat tinggi. Aku ingat persis, seorang tunawisma berjalan sembari meminta uang. Karena saat itu saya tidak pegang uang, saya jadinya memberikan makanan yang saya pegang. Ia mengucapkan terima kasih berkali-kali yang membuatku semakin sedih. Hal ini memberikan dampak yang berarti bagiku. Aku menjadi ingin semakin membantu orang-orang di sekitarku.
Komentar
Posting Komentar