I AM HUMAN.
Aku manusia yang unik dan spesial.
Tidak pernah terbayangkan olehku untuk membuat blog terkait hal ini. Sejak bu Siska memberikan topik ini, aku terus memikirkan keunikanku.
Apa sih keunikanku?
Aku terlahir sebagai seorang yang berbulu lebat. Aku tidak memiliki foto saat bayi. Bocah kecil nan lugu itu pun menanyakan kepada orang tuanya terkait foto bayinya. Orang tuaku pun menjawab jika fotoku mungkin tertinggal di rumah sebelumnya. Mereka pun mengatakan kalau aku saat bayi penuh dengan bulu. Muka dan badanku tertutupi oleh bulu. Karena hal tersebutlah, aku sering dipanggil monyet oleh kerabat dan keluarga besarku.
Jujur, aku yang kecil merasa tidak percaya diri akan bulu yang lebat ini. Aku berusaha menerima setiap kata monyet yang mereka lontarkan kepadaku. Hingga saat aku menginjak ke sekolah dasar, di situlah kepercayaan diriku pun makin runtuh. Aku bersekolah di salah satu SD swasta ternama di kota Palembang. Jika kalian menganggap murid yang sekolah di swasta pasti memiliki sikap yang baik, maka itu salah besar. Di kelas 3 SD, aku sebangku dengan anak laki-laki. Saat ia melihat bulu tanganku ia pun refleks mengatakan hal ini.
"Kamu kayak monyet, ya. UUK AAK dongg!" Pintanya.
Mendengar kalimat tersebut aku langsung menutupi tanganku. Dan aku langsung memintanya untuk berhenti memanggilku monyet. Namun, ia makin menjadi-jadi. Ia memanggil temannya yang lain dan mulai menceritakan betapa lebatnya buluku. Ia pun membuat status di facebook. Aku lupa persis kalimatnya, tetapi menyertakan kata monyet di status tersebut. Esoknya, aku jadi terkenal dengan sebutan monyet.
Mungkin karena aku masih kecil, jadi aku hanya bisa menangis. Aku tidak melaporkan hal ini ke orang tuaku. Aku dididik untuk tidak menangis hanya karena satu atau dua ejekan. Jika aku melapor ke orang tuaku, aku merasa malah aku yang dimarahi. Mereka pasti menganggap kalau itu hanya candaan anak-anak kecil. Itulah mengapa aku menyimpan terus cerita ini hingga aku lulus dari SD tersebut.
Akhirnya saya menginjakkan kaki saya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu SMP. Saat SD aku terbiasa menggunakan cardigan untuk menutupi bulu lebat di tanganku. Namun di SMP ini, aku tidak repot lagi membawa cardigan. Itu karena kami menggunakan jas dan rok panjang. Yang mana hal ini dapat menutupi bulu lebat di tangan dan kakiku.
"Wahh bulu kamu lebat banget! Tau nggak sih, kalo bulu lebat itu tandanya kamu manis! Octa emang manis banget loh."
Mendengar kalimat itu, membuatku menjadi terharu sekaligus membangun kepercayaan diriku dari bulu ini. Yang awalnya aku dianggap jelek dan seperti monyet, di sini aku diterima dan dipuji. Aku merasa terharu dan bahagia dengan pujian yang mereka lontarkan terhadapku. Mereka bahkan senang mengusap buluku dan mengatakan bahwa bulu tanganku lembut. Mereka juga tidak sungkan berkata kalau mereka ingin punya bulu sepertiku.
Semenjak percakapan tersebut, aku terus menerima diri yang dipenuhi dengan bulu lebat ini. Aku ingat sekali perkataan dari teman terdekatku.
"Octa temanku itu berbulu lebat. Kalo ga berbulu lebat, bukan Octa temanku sih. Hahahaha," tawanya.
Semenjak itu, aku sadar kalau aku unik dengan bulu lebatku. Teman-temanku mengenalku dengan buluku. Oleh karena itu, aku unik dengan bulu lebatku.
Aku spesial.
Aku spesial di mata Tuhan.
Aku spesial di mata kedua orang tuaku.
Bolehkah aku menceritakan sedikit kisahku?
Sejak SD, aku sering diikutkan lomba menyanyi. Bahkan di SMP pun aku sering menyanyi dan menjadi dirigen upacara penting di SMP-ku. SMP ini merupakan salah satu SMP Negeri unggulan di kota Palembang. Hingga saat pengumuman adanya FLS2N, namaku di-sounding-kan dan diminta untuk segera menuju ke ruang guru. Aku ingat saat melewati koridor kelas 9, kakak-kakak tersebut menyemangatiku.
Di ruang guru, saya diminta untuk mengikuti lomba cipta lagu. Sebelumnya saya diminta untuk menyanyikan lagu. Saat itu ada 2 orang yang diminta untuk mengikuti lomba tersebut. Aku ingat sekali setelah menyanyikan sebaris lagu, aku mendapatkan tepuk tangan meriah dari para guru. Aku bahagia dan terharu karena aku menyukai pujian dan tepukan tangan tersebut. Guru saya memberikan saya komentar bahwa saya suara saya bagus dan bertipe berat. Bapak menyukainya dan akan segera membuat nada yang sesuai dengan range vocal saya. Saya pun segera ke kelas dan menunggu saat lirik dan pembuatan musik tiba.
Kalian ingat kan kalau yang diminta untuk mengikuti lomba ada 2 orang? Ya, itu merupakan teman saya sendiri. Kami memang tidak sekelas. Namun, dia mempunyai teman yang merupakan temanku juga. Selepas dari panggilan tadi, temannya melaporkan kepadaku.
"Tau gak ta, tadi si XXXX iri banget sama kamu. Katanya kamu selalu mengambil job dari yang ia punya."
Mendengar hal itu aku kaget. Ini pertama kalinya aku melihat ada orang yang iri kepadaku. Jika kalian pikir cerita ini hanya berhenti di sini kalian salah. Aku menjadi bahan gosip dari teman-teman XXXX. Aku dikenal sebagai OSIS Kesenian pengganti XXXX. Hal ini karena aku masuk melalui jalur pengganti dia. Dia keluar tanpa sebab dan aku masuk dengan hanya tes menyanyi saja. Aku mencoba untuk bodo amat tapi aku hanyalah manusia biasa. Aku mudah overthinking. Banyak gosip yang menyebar bahkan aku menjadi seorang yang pendiam. Aku membenci menyanyi. Aku enggan untuk menyentuh alat musik dan microphone.
Aku menjadi orang yang pemalu dan aku meninggalkan lomba cipta lagu tersebut.
Apakah aku menyesal? Ya. Pasti. Dan sangat menyesal.
Apakah aku kecewa? Sangat.
Hingga saat ini aku terus kecewa akan kemampuan menyanyiku. Aku terus menjadi orang pengecut dan enggan untuk mencoba lagi. Hingga aku menceritakan pengalaman SMP-ku ini ke ayahku, ia mengatakan kalau aku spesial di matanya. Aku spesial di mata Tuhan. Ia mengusap air mataku dan menunjuk ke hidungku seraya mengatakan, "Octa, boruku, kamu unik dengan caramu, dan mereka unik dengan cara mereka. Jangan masukkan ke hati nak, lupakan. Doakan dia. Tuhan aja memaafkan, masa kamu ga memaafkan. Sayangi dirimu. Kau spesial di mata Bapak."
Aku ingat betul perkataan tersebut.
Ternyata, aku spesial di mata kedua orang tua ku.
Sebagai penutup di blog ini, izinkan aku menyelipkan ayat Alkitab ini yang menjadi pegangan hidupku.
Yesaya 43:4-7
" Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari barat. "
Di mata hatersmu? Nggak penting.
Di mata mantanmu? Nggak penting.
Yang penting di mata Tuhan engkau berharga dan mulia.
Di mata Tuhan aku unik dan spesial.
Komentar
Posting Komentar