Kenapa Octa ada di Politeknik Statistika STIS sih?
Masa-masa kelas 12 merupakan masa-masa penuh bimbang untuk menentukan perkuliahan mana yang akan aku tuju. Melihat kakakku lulus PKN STAN tentunya membuat jiwaku menggebu-gebu untuk mengikuti tes kedinasan tersebut. Masa itu, aku masih menyimpan soal tes kakak saya. Saya pun telaten mengerjakannya hingga soal ujian tersebut hilang entah ke mana. Buku demi buku pun aku pelajari. Hingga waktu pun tak terasa berjalan tanpa henti.
Apa sih Politeknik Statistika STIS?
Kok aku gapernah denger sih?
BPS kerjanya ngapain deh?
Haduh matematika.
Semua benak tersebut muncul saat menonton tentang Politeknik Statistika STIS di Youtube. Karena keinginan orang tuaku, tentunya membuat aku mau tidak mau harus bisa masuk Politeknik Statistika STIS. Jika ditanya apakah aku hanya tertarik kedinasan? Jawabannya tentu tidak. Aku sangat menyukai Universitas Indonesia. Di SBMPTN, aku mendaftar Aktuaria UI, tetapi takdir berkata lain. Oleh karena itu, aku berusaha untuk bisa lolos PolStat STIS.
Tes SKD 2020 pun tiba. Skor SKD milikku terlihat lumayan bagus. Aku pun merasa jika nilaiku lolos perangkingan. Namun, Tuhan mengatakan sebaliknya. Saat pengumuman, aku hanya P/G. Aku terpuruk. Tahun 2020 merupakan tahun terburuk bagiku. Aku tidak melanjutkan studiku. Aku memilih untuk gapyear dan mengambil les di suatu bimbel untuk persiapan UTBK selanjutnya. Aku tidak memiliki teman-teman lagi. Aku benar-benar menutupi diri dari orang lain.
Tahun 2021 pun tiba dengan cepat, menyisakan aku yang masih bingung untuk memilih kedinasan mana. Kedua orang tua saya tentunya memaksa saya untuk mendaftar ke PKN STAN. Tetapi aku memilih untuk mencoba kedinasan lain. Bahkan kedinasan tersebut ada di luar kemampuanku. Berbagai cara aku coba membujuk bapak dan mamak, hingga mereka pun setuju aku mendaftar di kedinasan tersebut. Bukan PolStat STIS, melainkan STMKG. Tes SKD 2021 pun tiba. Naas, aku gagal lagi. Sedih? Banget. Tetapi kesedihan tersebut dapat tertimbun sejenak karena aku diterima di suatu perguruan tinggi dengan jurusan Teknik Kimia.
Kakak-kakakku menyarankan untuk tetap di Teknik Kimia dan tidak usah mencoba kedinasan lagi. Entah apa yang terjadi kepada aku. Aku mencoba untuk menghiraukan perkataannya. Hati kecilku masih ingin mencoba kedinasan. Kali ini berbeda. Sebelumnya aku selalu membuat snapgram saat akan tes dan memfoto hasil skor SKD. Sekarang aku akan menutupi ke semua orang jika aku mendaftar kedinasan.
Liburan Desember 2021, aku bercerita ingin mencoba PKN STAN kepada keluargaku. Kakak keduaku pun mengatakan hal yang cukup menyakiti hatiku. Ia mengharapkan adik-adiknya tidak mendaftar PKN STAN agar pekerjaan yang ada di rumah itu masing-masing cukup satu. Alasan yang tidak masuk akalku. Aku memilih untuk tidak memperpanjang masalah tersebut. Aku berusaha mencari lagi kedinasan-kedinasan yang ada di Indonesia. Hingga suatu video di beranda Youtube pun muncul menampakkan Kak Naufal Tama dan Kak Bagus sedang membicarakan PolStat STIS. Setelah menonton videonya, aku merasa pilihanku kali ini mantap. Aku yakin untuk mendaftar ke PolStat STIS.
2022 tiba dan aku kembali ke kampung halamanku untuk tes. Berbekal doa orang tua serta bimbingan dari Tuhan Yesus, untuk pertama kalinya aku bisa lolos di tahap SKD. Aku pun tidak menyangka bisa melewati tes matematika dan psikotes dengan cukup memuaskan. Hingga tes kesehatan yang sejujurnya aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana karena aku berada di peringkat terakhir, sedangkan kuota sedikit. Namun, rencana Tuhan benar-benar indah. Ia mewujudkan salah satu keinginan hambanya.
Aku masih ingat bagaimana bangga dan bahagianya kedua orang tuaku. Bapak yang setiap hari membaca pengumuman seakan-akan tidak percaya anak keempatnya lulus. Ia dengan lembut berkata, "Bapak yakin kamu lolos, Nak". Perkataannya sukses membuat air mataku luruh. Pelukan hangat mamak dan bapak membekas di ingatanku. Hingga saat ini, aku yakin Tuhan menempatkanku di sini pasti ada alasannya. Terima kasih Tuhan Yesus.
Komentar
Posting Komentar