Indonesia Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya

Sustainable Development Goals atau yang biasa kita sebut dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan program yang diluncurkan oleh PBB setelah berakhirnya program MDGs (Millenium Development Goals). Karena capaian MDGs ternyata tidak maksimal, negara-negara lain menyepakati untuk menjalankan program baru demi memperbaiki program MDGs tersebut. Sehingga, terbentuklah SDGs yang memiliki 4 pilar dan di dalamnya terdiri atas 17 tujuan. Agar tercapainya tujuan ini, dibutuhkan upaya dari segenap pemerintah, masyarakat, maupun pihak-pihak lainnya.


sumber: ecoedu.com

Pilar pertama, Pembangunan Sosial.

Pilar ini mencakup 5 tujuan SDGs. 

(1) Tanpa Kemiskinan

Mengentaskan kemiskinan dalam berbagai bentuk adalah tujuan paling populer di SDGs. Bahkan tujuan ini berada di nomor satu yang artinya ini merupakan hal yang cukup serius. Dalam mendefinisikan kemiskinan juga tidaklah mudah. Ada berbagai persepsi akan kemiskinan. Namun, BPS mengukur kemiskinan melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. 

Menurut BPS, Indonesia sendiri sudah berhasil menurunkan persentase penduduk miskin (Maret 2023) sebesar 9,36%, menurun 0,21% poin (September 2022) dan menurun 0,18% poin (Maret 2022). Bahkan, terdapat 13 provinsi yang berhasil mencapai angka mendekati 0% kemiskinan ekstrem pada September 2023. Pengentasan Kemiskinan Ekstrem merupakan salah satu target dari tujuan nomor satu ini. Untuk merampung target tersebut, sangat diperlukan kerja sama dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan negara ini. 

(2) Menghilangkan Kelaparan

Tidak semua orang Indonesia memiliki kemampuan untuk membeli makanan yang layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan website globalhungerindex.org, Indonesia menempati peringkat ke-3 di ASEAN dengan skor GHI mencapai 17,6%. Skor GHI diperoleh berdasarkan 4 indikator utama, yakni faktor kekurangan gizi, stunting, child wasting, hingga kematian anak. Meskipun skor tersebut masih di atas rata-rata nasional, tetapi tetap memprihatinkan jika dibandingkan di ASEAN.

(3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Salah satu target dari tujuan nomor tiga ini adalah memerangi penyakit menular. Target pada tahun 2030 ialah mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya. Poin kali ini saya arahkan ke tuberkulosis. Menurut tbindonesia, jumlah kasus tuberkulosis meningkat dari tahun 2020 hingga ke tahun 2023. Bahkan, pada tahun 2023 merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia sendiri yaitu sebanyak 792.404 jumlah kasus. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan.



(4) Pendidikan Berkualitas

Pada tujuan nomor empat ini menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Salah satu target dari SDGs ini adalah pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif. Realitasnya masih banyak sekolah yang menagih biaya baik itu SPP, dan lain-lain.


(5) Kesetaraan Gender

Tujuan nomor lima bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan. Seperti yang kita ketahui, tak jarang mendapatkan cuitan tiktok ataupun X yang berisikan tentang kasus-kasus catcalling bahkan pelecehan. Global Burden of Disease mengestimasi bahwa lebih dari 30% perempuan >15 tahun mendapat pelecehan fisik atau seksual dari pasangannya selama masa hidup mereka. Berdasarkan data dari kemenpppa dapat terlihat data pelaporan kasus kekerasan terhitung tanggal 1 Januari 2024 hingga saat ini sebagian besar merupakan korban perempuan yaitu sebanyak 1.766 orang. Hal ini tentunya dapat menjadi acuan pemerintah untuk lebih memperhatikan kaum wanita.


Pilar kedua, Pembangunan Ekonomi.


(7) Energi Bersih dan Terjangkau.

Tujuan nomor tujuh ini menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua. Salah satu bentuk implementasi dari SDGs di atas adalah smart city. Fokus pembangunan Smart City sendiri ada 6 pilar utama, yaitu Smart Governance, Smart Mobility, Smart Economy, Smart Living, Smart People, dan Smart Environment. Namun, masih ada tantangan dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah ketidakmerataan akses internet di Indonesia. Tentunya target-target tersebut dapat tercapai jika para pihak dapat saling bekerja sama.

(8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Salah satu target dari poin nomor delapan ini adalah pemerintah daerah dapat mencegah adanya pekerja anak, dan mengupayakan agar mereka dapat mengenyam pendidikan. Tidak jarang berita tentang anak kecil yang sudah dipaksa untuk bekerja menjadi pengemis, pengamen di pinggir jalan. Padahal seharusnya sang anak menuntut ilmu. 

(9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Target dari tujuan nomor sembilan kebanyakan menyebutkan kata air. Air merupakan elemen kunci dalam keberlanjutan pembangunan, kesehatan, dan kehidupan manusia, sehingga terintegrasi dengan berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan. Oleh karena itu, SDGs nomor sembilan banyak berkaitan dengan air karena dapat disebabkan oleh pentingnya akses yang baik dan berkelanjutan terhadap air bersih dan sanitasi dalam pembangunan infrastruktur yang tangguh. 

(17) Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Salah satu contoh target dari SDGs nomor tujuh belas adalah membangun infrastruktur yang tangguh, pemerintah daerah untuk menjadi lebih efektif dan bertanggungjawab kepada warganya. Penanganan terhadap korupsi dan peningkatan akses oleh masyarakat diperlukan untuk dapat mencapai hal tersebut.

Pilar ketiga, Pembangunan Lingkungan

(6) Air Besih dan Sanitasi Layak
Mata air dan air tanah saat ini mengalami penurunan yang terus-menerus, dan penggunaan air tanah perlu dibatasi atau bahkan dihentikan karena masalah penurunan muka tanah. Namun, tantangan air tidak hanya terkait dengan jumlah air yang berkurang, melainkan juga berkaitan dengan kualitas air yang terpengaruh oleh pencemaran lingkungan. Salah satu aspeknya terkait dengan ketersediaan layanan sanitasi yang belum memadai dan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

(11) Kota dan Pemukiman Layak

Untuk mencapai tujuan kesebelas ini diperlukan beberapa indikator di dalamnya. Persentase rumah target sebesar 92,4% tangga yang menempati hunian dengan kecukupan luas lantai per kapita. Lalu ada, Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan ketahanan bangunan (atap resentase rumah tangga yang memiliki sertifikat hak atas tanah untuk perumahan lantai, dinding)

(12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Salah satu target dari tujuan nomor dua belas tersebut adalah pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Terkait daur ulang, terdapat berbagai tantangannya di Indonesia. Keterbatasan investasi pada perlengkapan canggih untuk daur ulang merupakan salah satu tantangannya.

(13) Penanganan Perubahan Iklim

Seperti yang tertera di Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia memutuskan untuk mengendalikan perubahan iklim, yaitu dengan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Sehingga upaya pengendalian perubahan iklim, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan juga didorong oleh masyarakat setempat.

(14) Ekosistem Laut

Salah satu target yang ada pada tujuan nomor empat belas adalah mencegah dan secara signifikan mengurangi semua jenis pencemaran laut, khususnya dari kegiatan berbasis lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi pada tahun 2025. Menurut worldbank, diperkirakan 346,5 kton / tahun (kisaran perkiraan 201,1 - 552,3 kton / tahun) sampah plastik dibuang dari darat ke laut, dua pertiganya berasal dari Jawa dan Sumatra. Sehingga pemerintah seharusnya terus memantau dan memperkuat pengelolaan limbah tersebut agar ekosistem laut dapat terus terjaga.

(15) Ekosistem Darat

Ada beragam target pada tujuan nomor lima belas ini. Menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai dunia yang bebas dari lahan terdegradasi merupakan salah satu targetnya. Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), terdapat 852 kasus banjir pada awal Januari 2023. Hal inilah yang menjadi salah satu target agar kita dapat melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.

Pilar keempat, Pilar Hukum dan Tata Kelola.


(16) Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh
Yang ingin saya highlight disini adalah target nomor 3 yaitu 'Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua'. Meskipun Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut sistem hukum dalam keberlangsungan pemerintahannya, tapi keadilan terhadap sesama ternyata tidak sebagus itu. 


Sekian saja penjelasan singkat tentang SDGs hari ini.
Terima kasih telah membaca!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Budaya Suku Batak

Meningkatkan Kualitas Hidup Kota Palembang Melalui Sanitasi

Tantangan ISPA terhadap Bonus Demografi di Kota Palembang